ANALISIS TARIF PADA ANGKUTAN UMUM ANTAR KOTA DALAM PROPINSI (AKDP)
Sumber dana utama operasionalisasi angkutan umum Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) diperoleh dari tarif yang diberlakukan kepada penumpang. Dalam penentuan tarif, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan. Pertama, kemampuan membayar pengguna jasa atau Ability To Pay (ATP) dan Willingness To Pay (WTP). Kedua, biaya operasi kendaraan (BOK). Kedua hal tersebut menjadi 2 faktor yang tidak terpisahkan. Oleh karenanya harus diperhitungkan secara seksama guna terciptanya keseimbangan antara kebutuhan biaya operator jasa angkutan umum dan kemampuan membayar pengguna jasa angkutan umum. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kemampuan membayar pengguna angkutan umum Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) dengan mengamati karakteristik mereka dan menganalisa tarif angkutan dengan dasar perhitungan Biaya Operasi Kendaraan (BOK).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei kualitatif dengan observasi pada sasaran penelitian, yakni penumpang angkutan umum Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP). Penelitian juga dilakukan dengan mengumpulkan data-data baik itu data primer maupun data sekunder. Analisis yang digunakan dalam studi ini adalah analisis BOK dengan melakukan wawancara dengan operator jasa angkutan umum, analisis jumlah pendapatan dananalisis besaran tarif yang berlaku.
Hasil penelitian dan analisa menunjukkan bahwa nilai BOK rata-rata bus AKDP ukuran sedang dengan kapasitas 27 tempat duduk adalah Rp. 11.873.000,00 per bus/bulan dan untuk bus AKDP ukuran kecil dengan kapasitas 16 tempat duduk adalah Rp. 6.763.000,00 per bus/bulan. Dari analisa pendapatan berdasar rerata besaran tarif yang berlaku, menunjukkan bahwa operator mengalami kerugian sebesar Rp 6.127.000,00 per bus/bulan untuk bus ukuran sedang dan Rp 5.047.000,00 per bus/bulan untuk bus kecil. Tetapi, dengan metode setoran harian, operator mengalami keuntungan sebesar Rp 257.000,00 per bus/bulan untuk bus ukuran kecil dan Rp 1.257.000,00 per bus/bulan untuk bus ukuran sedang. Kemampuan mengeluarkan biaya bagi penumpang angkutan umum AKDP untuk rute Yogyakarta – Kenteng adalah sebesar Rp 1.000,00 – Rp 5.000,00 setiap harinya (56,6%) dan rute Yogyakarta – Tempel sebesar Rp 1.000,00 – Rp 3.000,00 setiap harinya (57,6%). Meskipun operator AKDP memperoleh keuntungan dengan menggunakan metode setoran, namun sebenarnya keuntungan ini adalah keuntungan semu. Sebaiknya pengelola AKDP harus tetap memperhitungkan BOK dengan lebih detil sehingga kenyamanan kendaraan tetap terjaga dengan baik dengan tarif yang masih terjangkau para pengguna jasa angkutan umum AKDP tersebut.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain