PENGARUH KADAR AIR PASIR DAN KERIKIL TERHADAP KUAT TEKAN BETON
INTISARI
Di daerah pedalaman yang keberadaan pabrik beton jadi (ready mix concrete) tidak tersedia maka harus dilakukan pencampuran beton di lokasi proyek (site mix). Perancangan proporsi campuran adukan beton dengan cara perbandingan volume adalah salah satu cara yang sering digunakan di lapangan karena sangat mudah dalam pelaksanaannya. Perbandingan volume semen, pasir, dan kerikil yang sering digunakan adalah 1:2:3 dan 1:1,5:2,5 dengan faktor air semen (FAS) sekitar 0,5 - 0,6. Kadar air yang terkandung pada agregat di lapangan sangat sulit ditentukan tanpa diuji terlebih dahulu. Kondisi agregat (kerikil dan pasir) ini dapat berupa agregat kering udara atau basah. Kadar air yang berbeda-beda pada agregat ini mengakibatkan pengurangan atau penambahan air terhadap campuran sehingga faktor air semen yang sudah
direncanakan juga mengalami perubahan sehingga menghasilkan kuat tekan beton yang kemungkinan beragam. Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan
penelitian mengenai pengaruh kadar air agregat terhadap kuat tekan beton dengan perbandingan volume campuran 1:2:3 dan 1:1,5:2,5 dan dengan faktor air semen
0,6.
Pada penelitian ini diuji kuat tekan beton dengan berbagai kondisi kadar air seperti basah, jenuh kering muka (SSD), dan kering udara. Kondisi agregat kering udara dibagi menjadi lima variasi yaitu: kering udara I (kadar air pasir 3,20% dan kadar air kerikil 1,29%), kering udara II (kadar air pasir 0,77% dan kadar air kerikil 1,23%), kering udara III (kadar air pasir 0,85% dan kadar air kerikil 0,78%), kering udara IV (kadar air pasir 0,43% dan kadar air kerikil 0,59%), dan kering udara V (kadar air pasir 0,34% dan kadar air kerikil 0,37%). Perbandingan volume campuran yang digunakan adalah 1:2:3 dan 1:1,5:2,5 dengan faktor air semen (FAS) 0,6. Jumlah benda uji setiap variasi kondisi kadar air dibuat sebanyak 3 buah, dan total benda uji sebanyak 42 buah. Benda uji berupa silinder beton dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Pengujian kuat tekan dilakukan setelah beton berumur 28 hari.
Dari hasil penelitian ini didapat bahwa: pada kondisi kadar air agregat yang sama nilai slump pada perbandingan volume campuran 1:2:3 lebih kecil dari 1:1,5:2,5. Kadar air agregat yang lebih besar atau lebih kecil dari kadar air SSD mengakibatkan penurunan kuat tekan beton pada perbandingan volume campuran 1:2:3. Kadar air agregat yang lebih besar dari kadar air SSD mengakibatkan penurunan kuat tekan beton, dan yang lebih kecil dari SSD mengakibatkan peningkatan kuat tekan beton pada perbandingan volume campuran 1:1,5:2,5. Kuat tekan beton pada kondisi kadar air agregat SSD campuran 1:2:3 dan 1:1,5:2,5 sama besar. Kuat tekan beton dengan perbandingan campuran 1:2:3 lebih rendah dari campuran 1:1,5:2,5 pada kondisi basah dan kondisi kering udara.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain