PENGARUH PENGGUNAAN KULIT KERANG SEBAGAI BAHAN TAMBAH PADA CAMPURAN ATB (ASPHALT TREATED BASE)
INTISARI
Indonesia disebut juga negara maritim karena Indonesia memiliki laut yang sangat luas. Kekayaan laut Indonesia sangat beraneka ragam antara lain adalah kerang. Pemanfaatan kerang tidak hanya dengan mengkonsumsi dagingnya, kulitnya juga dapat dimanfaatkan dalam bidang seni dan teknis. Kulit kerang mengandung 95% aragonite, kalsium karbonat (CaCO3), mineral organik lunak. Berdasarkan komposisi yang terkandung dalam kulit kerang tersebut kulit kerang diharapkan bisa digunakan sebagai bahan tambah dalam lapis perkerasan jalan. Dalam penelitian ini, penyusun mencoba memanfaatkan kulit kerang sebagai bahan tambah pada campuran ATB (Asphalt Treated Base).
Penelitian ini dilakukan dengan cara menguji pendahuluan untuk mengetahui kualitas bahan yang akan diteliti dan pengujian marshall yaitu untuk mengetahui sejauh mana kemampuan kulit kerang sebagai bahan tambah pada campuran ATB (Asphalt Treated Base). Benda uji dibuat sebanyak 21 benda uji untuk campuran normal dengan variasi kadar aspal 3%, 3.5%, 4%, 4.5%, 5%, 5.5%, 6% dan 15 benda uji dengan bahan tambah kulit kerang dengan variasi kadar kulit kerang 1%, 1.5%, 2%, 2.5%, 3%, kemudian diuji sifat marshallnya.
Berdasarkan hasil penelitian untuk campuran ATB normal didapat sifat marshall : density 2.320 gr/cc, VFWA 61 %, VITM 7.2 %, VMA 20.3%, stabilitas 1458 kg, flow 4.21 mm, MQ 449 kg/mm dan campuran ATB dengan bahan kulit kerang didapat sifat marshall : density 2.323 gr/cc, VFWA 61.05 %, VITM 7.473 %, VMA 20.3 %, stabilitas 2999 kg, flow 2.19 mm, MQ 940 kg/mm. Dari sifat Marshall kedua campuran bila dibandingkan, dengan penambahan kulit kerang dapat meningkatkan stabilitas, sehingga kulit kerang bisa digunakan sebagai bahan tambah pada campuran ATB.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain