Skr - TS
KUAT TEKAN DAN POROSITAS BETON PORUS DALAM KONTRUKSI NON-STRUKTURAL DENGAN SPLIT MERAPI PADA BERBAGAI PERBANDINGAN DAN FAS
INTISARI
Meningkatnya luas daerah yang ditutupi oleh perkerasan dengan pembangunan permukiman seperti halnya di perkotaan dapat mengakibatkan waktu berkumpulnya air menjadi jauh lebih pendek, sehingga akumulasi air hujan yang terkumpul melampaui kapasitas drainase yang ada. Dengan berkurangnya kesempatan air untuk meresap kedalam tanah, maka limpasan permukaan air hujan akan menimbulkan genangan air bahkan banjir pun dapat terjadi. Dalam upaya mengantisipasi hal tersebut, maka diperlukan penerapan mengenai drainase permukiman yang berwawasan lingkungan, seperti pembuatan perkerasan beton lolos air (pervious concrete), sebatas untuk konstruksi non structural seperti parkir kendaraan, trotoar, lapangan parkir, dan lain-lain. Cara membuat beton lolos air (pervious concrete) semuanya tergantung pada adanya rongga udara dalam agregat atau pembentukan rongga udara dalam beton. Pada penelitian ini dipakai variasi jumlah semen dengan nilai Fas 0,4 dan 0,5 untuk mengetahui pengaruhnya terhadap porositas dan kuat tekan pada pervious concrete.Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental. Jenis benda uji beton non pasir. Material yang digunakan yaitu batu pecah (Split) dari kali Boyong, Turi, Sleman dengan diameter 9,6 mm sampai 19 mm, semen Portland tipe I merk Holcim kemasan 40 kg. Variasi perbandingan berat semen : kerikil dari 1 : 4 , 1 : 4,5 , 1 : 5 , 1 : 5,5 , 1 : 6, dengan nilai Faktor air semen 0,40 dan 0,50. Masing-masing variasi dibuat 3 sampel uji porositas dan uji tekan, sehingga jumlah total benda iji ada 30 benda uji. Sampel menggunakan benda uji silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm. Perawatan benda uji pada penelitian ini adalah perawatan basah, yaitu dengan cara merendam benda uji pada perendaman yang berisi air. Pengujian dilakukan setelah beton berumur 28 hari dengan melakukan pengujian porositas dan tekan. Dari hasil pengujian didapatkan kuat tekan tertinggi tercapai pada sampel dengan perbandingan terkoreksi semen : kerikil 1 : 3,9 dengan Fas 0,5 yang menghasilkan kuat tekan sebesar 6,413 MPa, sedangkan untuk waktu tembus air tertinggi tercapai pada sampel dengan perbandingan terkoreksi semen : kerikil 1 : 5,8 dengan Fas 0,4 yang menghasilkan debit sebesar 68,750 l/det/m². Dari hasil penelitia ini dapat disimpulkan bahwa penambahan jumlah semen dengan Fas 0,5 akan meningkatkan kuat tekan, tetapi porositas daya tembus air akan menurun. Kuat tekan dan porositas pervious concrete berbanding terbalik dengan perilaku penambahan jumlah semen dengan nilai Fas 0,4.
Kata Kunci : Beton Porus, Kuat Tekan, Porositas, Split Merapi.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain